Penyakitdiare disebabkan oleh kuman (bakteri dan virus), intoleransi laktosa, keracunan, dll. Namun, sebagian besar penyebab diare adalah kuman (bakteri dan virus). Seseorang dikatakan mengalami gejala diare alias mencret ketika tiba-tiba buang air besar lebih sering dari biasanya.
Itu sebabnya, hal tersebut akan memengaruhi beberapa hal yang terkait dengan obesitas, meliputi metabolisme basal BMR, distribusi lemak, aktivitas fisik teratur yang meningkatkan laju metabolisme, sinyal tubuh, seperti nafsu makan dan rasa lapar atau kenyang, dan diet rendah kalor yang menurunkan laju metabolisme. Selain itu, anggota keluarga cenderung memiliki pola makan dan aktivitas yang serupa. Maka dari itu, banyak pasien obesitas yang mempunyai anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang sama. 2. Pola makan tidak sehat Tidak hanya genetik, pola makan tidak sehat bisa menjadi faktor penyebab obesitas. Hal ini dikarenakan jumlah asupan kalori ke tubuh memiliki dampak langsung terhadap berat badan Anda. Sebagai contoh, konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibakar tubuh tentu dapat memicu kenaikan berat badan. Akibat dari pola makan tidak sehat ini juga dipengaruhi oleh pilihan makanan dan kebiasaan makan, seperti kurangnya konsumsi buah dan sayur, makan makanan berlemak berlebihan, minum minuman manis atau berkalori tinggi, sering melewatkan sarapan, porsi makan yang berlebihan, dan konsumsi makanan cepat saji terlalu sering. Oleh sebab itu, pengobatan kondisi ini selalu berfokus pada perencanaan program diet guna mengatasi obesitas. 6 Jenis Obesitas Yang Manakah Anda? 3. Jarang bergerak atau berolahraga Dibandingkan pola makan tidak sehat, jarang bergerak dan berolahraga bisa menjadi penyebab lonjakan kasus obesitas di banyak negara. Hal ini dibuktikan melalui penelitian dari Stanford University. Para peneliti dari universitas di Amerika Serikat ini memeriksa hasil survei kesehatan nasional dari 1988 hingga 2010. Mereka menemukan bahwa peningkatan risiko obesitas lebih banyak dipengaruhi oleh jarang bergerak dibandingkan pola makan tidak sehat. Para ahli berpendapat hal ini mungkin terjadi karena jumlah kalori yang dimakan tidak terbakar sepenuhnya. Akibatnya, kalori yang tersisa berubah menjadi lemak dan menumpuk di bagian perut hingga memicu kenaikan berat badan. Meski begitu, pola makan tetap menjadi faktor penyebab obesitas yang diperhitungkan. Jadi, obesitas baru bisa diatasi bila Anda menjalani keduanya, yaitu pola makan yang sehat yang dibarengi dengan rutin berolahraga. 4. Penyakit dan obat tertentu Ada sejumlah penyakit yang bisa menjadi penyebab obesitas karena kenaikan berat badan yang berlebihan, seperti sindrom ovarium polikistik. Sementara itu, penggunaan obat-obatan juga bisa memicu berat badan berlebih. Pasalnya, ada kemungkinan tubuh terpapar bahan kimia dari obat-obatan tersebut dan hal ini juga turut dipengaruhi oleh peran mikrobioma. Sederet obat yang bisa membuat berat badan naik antara lain antidepresan, obat anti-kejang, obat diabetes, antipsikotik, steroid, dan beta blocker. Bila Anda mengonsumsi obat-obatan tersebut, beritahu penyedia layanan kesehatan. Hal ini bertujuan membantu mempelajari lebih lanjut apakah kebiasaan atau pola hidup Anda berkontribusi terhadap berat badan. 5. Usia Tahukah Anda bahwa perubahan hormon dan gaya hidup malas gerak kurang aktif akan terjadi seiring bertambahnya usia? Sayangnya, hal ini ternyata bisa menjadi faktor risiko dari obesitas. Obesitas adalah masalah kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun, semakin tua seseorang, ternyata semakin jarang mereka berolahraga. Gaya hidup yang kurang aktif tersebut juga diperparah dengan jumlah massa otot dalam tubuh yang menurun. Umumnya, massa otot yang lebih rendah dapat menyebabkan penurunan metabolisme yang membuat kebutuhan kalori berkurang. Itu sebabnya, banyak lansia yang mungkin kurang bisa mengontrol pola makan yang dibarengi dengan aktivitas fisik yang jarang. Akibatnya, kenaikan berat badan pun tidak dapat dihindari. 5 Jenis Olahraga yang Dianjurkan Bagi Orang yang Badannya Gemuk 6. Stres Sudah bukan rahasia umum lagi bila stres bisa menyebabkan obesitas secara tidak langsung tanpa Anda sadari. Pada saat dilanda stres, Anda mungkin merasa lebih sulit untuk makan sehat. Beberapa orang ketika merasa sangat stres membiarkan dirinya untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya dengan makan. Makan akibat stres ini kemungkinan besar didominasi oleh makanan berkalori tinggi, bahkan saat Anda tidak merasa lapar. Bila kebiasaan ini diteruskan tanpa dibarengi dengan aktivitas fisik, tentu bisa memicu kenaikan berat badan yang bisa berakhir pada obesitas. 7. Lingkungan sekitar Melansir CDC, kebiasaan makan dan aktivitas fisik seseorang dan keluarganya juga turut dipengaruhi oleh lingkungan dan komunitas sekitarnya. Jadi, lingkungan sekitar juga menjadi faktor risiko obesitas yang perlu diwaspadai. Sebagai contoh, Anda mungkin tidak dapat berjalan atau bersepeda ke kantor atau ke toko karena trotoar atau jalur sepeda yang tidak memadai. Hal ini pun berlaku ketika orang di sekitar tidak mengajari atau tidak memiliki akses ke makanan yang lebih sehat. Tidak hanya rumah dan lingkungan sekitar, sekolah, perawatan kesehatan, hingga tempat kerja juga memengaruhi aktivitas sehari-hari. Itu sebabnya, penting untuk menciptakan lingkungan yang memudahkan aktivitas fisik dan pola makan sehat. Perlu diingat bahwa memiliki satu atau lebih faktor risiko ini tidak berarti Anda ditakdirkan untuk mengalami obesitas. Anda bisa mengatasi sebagian besar faktor penyebab obesitas lewat pola makan, aktivitas fisik, dan perubahan perilaku. Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi guna memahami solusi yang tepat untuk Anda.
Salahsatu faktor utama munculnya masalah kesehatan mental dari para pria adalah berkaitan dengan unsur pekerjaan yang dijalani. Beban tanggung jawab yang terlampau besar hingga jumlah upah yang didapatkan yang terhitung kecil bisa jadi memicu masalah kesehatan mental. JAKARTA - Gizi dan kecukupan nutrisi sangat penting untuk kehidupan dan kesehatan gizi dan nutrisi sudah diketahui semua orang bisa menimbulkan beragam mulai yang ringan hingga yang berat. Tubuh kita membutuhkan semua jenis nutrisi penting agar dapat berfungsi dengan baik, yang jika tidak ada dapat menyebabkan malnutrisi, akibatnya tubuh kita tidak mendapatkan cukup nutrisi, Pada dasarnya kekurangan nutrisi dapat disebabkan oleh asupan nutrisi yang buruk, kondisi kesehatan kronis, kondisi kesehatan akut, obat-obatan, perubahan metabolisme nutrisi, atau kombinasi dari faktor-faktor ini, dan dapat berdampak pada tingkat makronutrien dan mikronutrien dalam tubuh. Ini, pada gilirannya, dapat menyebabkan perubahan dalam metabolisme energi, fungsi kekebalan, fungsi kognitif, pembentukan tulang, dan / atau fungsi otot, serta pertumbuhan dan perkembangan. Ada banyak kekurangan dan penyakit yang disebabkan oleh malnutrisi, beberapa di antaranya adalah penyakit kudis, penyakit beri-beri, gondok, anemia daftar beberapa penyakit yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan cara mencegahnya secara efektif seperti dilansir dari Boldsky 1. OsteoporosisOsteoporosis disebabkan oleh kekurangan vitamin D dan kalsium. Ini mempengaruhi kesehatan tulang dan tulang belakang dan menyebabkan tulang tidak sehat yang lebih rentan terhadap patah tulang dan cacat pada struktur tulang belakang. Menurut International Osteoporosis Foundation, diperkirakan osteoporosis mempengaruhi sekitar 200 juta wanita di seluruh dunia. Dibandingkan dengan pria, wanita lebih mungkin terkena osteoporosis. Pisang, bayam, susu, dan okra adalah beberapa sumber vitamin langkah yang dapat Anda lakukan untuk mengelola dan mengendalikan osteoporosis adalah menghindari merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan, berhati-hati dan hindari jatuh, tambahkan kalsium dan vitamin D dalam makanan Anda, olah raga angkat beban secara teratur, seperti jalan kaki dan olah raga untuk meningkatkan kelenturan dan keseimbangan, seperti AnemiaAnemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuh. Ini, pada gilirannya, menyebabkan kelelahan, kelemahan, dan pucat di tubuh. Ini bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan kaya zat besi seperti kacang-kacangan, tahu. Anda bisa mengkonsumsi sumber hewani atau zat besi seperti daging, unggas, ikan dan telur. Seseorang juga bisa mendapatkan zat besi dari sumber makanan vegetarian seperti kacang-kacangan dan sayuran hijau lainnya dan meningkatkan penyerapannya dengan menggabungkan makanan kaya zat besi dengan vitamin C buah jeruk3. GondokGondok terutama disebabkan oleh kekurangan yodium. Yodium penting untuk metabolisme sel. Gondok menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan hipotiroidisme, pertumbuhan yang buruk, dan keterbelakangan mental. Garam beryodium dan ikan air asin harus dikonsumsi untuk mencegah timbulnya gondok kebanyakan gondok sederhana. Penyebab lain gondok termasuk sistem kekebalan tubuh yang menyerang kelenjar tiroid masalah autoimun, merokok, makan makanan tertentu dalam jumlah sangat besar kedelai, kacang tanah, atau sayuran dalam keluarga brokoli dan kubis dll. 28 Pengobatan Rumahan yang Efektif Untuk Gondok 4. Kebutaan MalamSalah satu penyebab utama rabun senja adalah kekurangan vitamin A. Dalam kondisi yang parah, rabun senja juga bisa menyebabkan hilangnya penglihatan. Memasukkan makanan yang kaya vitamin A seperti wortel dan sayuran berdaun hijau bisa mencegah gangguan ini. Jika rabun senja disebabkan oleh kekurangan vitamin A, hal itu dapat disembuhkan DepresiAda beberapa kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi. Kekurangan vitamin D, asam lemak omega-3, magnesium, vitamin B kompleks, folat, dll., Semuanya dapat menyebabkan perkembangan depresi. Gejala depresi berpotensi mempengaruhi semua bidang kehidupan seseorang, termasuk pekerjaan, pola makan, tidur, dan hubungan interpersonal. Studi menunjukkan bahwa depresi disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, biologis, lingkungan dan psikologis, di mana kekurangan nutrisi dianggap sebagai salah satu penyebab Penyakit BeriBeri-beri disebabkan oleh kekurangan vitamin B1. Beberapa gejalanya termasuk degenerasi otot, koordinasi otot yang berubah, dan masalah kardiovaskular. Sumber seperti daging, telur, biji-bijian, dan kacang-kacangan kaya akan tiamin atau vitamin B1 dan dapat membantu mengelola timbulnya masalah masalah kesehatan lain yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi adalah sebagai berikut a. Anemia mikrositikb. Pembengkakan bibir dan retakan di sudut mulutc. Lidah bengkakd. Kebingungane. Perkembangan penyakit kudis meliputi kelelahan, radang gusi, dan jaringan ikat yang melemahf. Perkembangan rakhitis pada anak-anak atau osteomalasia pada orang dewasag. Kehilangan nafsu makan dan kelemahanh. Rambut dan kuku rapuhi. Gusi berdarahj. Sindrom kaki gelisahk. Bisul mulutl. Pertumbuhan putih pada matam. Ketombe dan bercak Rambut rontok Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Masalahkesehatan sering yang terjadi pada lansia adalah sebagai berikut: Kurang bergerak: gangguan fisik, jiwa, dan faktor lingkungan dapat menyebabkan lansia kurang bergerak. Penyebab yang paling sering adalah gangguan tulang, sendi dan otot, gangguan saraf, dan penyakit jantung dan pembuluh darah. Gangguan buang air kecil: keluarnya air seni
Pasti Anda sering mendengar istilah peradangan atau inflamasi, kan? Ya, peradangan adalah respons alami tubuh yang dapat diakibatkan oleh berbagai hal. Untuk mengenal lebih jauh mengenai kondisi ini, mari simak ulasan lengkapnya sebagai berikut. Apa itu peradangan inflamasi? Peradangan atau inflamasi inflammation adalah respons alami dari sistem kekebalan tubuh terhadap suatu cedera atau penyakit yang disebabkan virus, bakteri, atau racun tertentu. Sistem kekebalan akan merespons dengan mengirimkan sel radang dan sitokin zat yang merangsang lebih banyak sel kekebalan pada bagian tubuh yang terdampak. Selanjutnya, sel-sel tersebut akan melakukan mekanisme pertahanan tubuh yang menjebak agen penyebab penyakit dan mulai melakukan proses penyembuhan. Mekanisme inflamasi sebenarnya bermanfaat bagi tubuh. Namun, inflamasi yang berlebihan dipercaya bisa menyebabkan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, obesitas, radang sendi, dan psoriasis. Secara umum, peradangan terbagi ke dalam dua jenis, yakni peradangan akut dan kronis. Acute inflammation. Kondisi ini biasanya terjadi akibat cedera dan infeksi bakteri atau virus. Prosesnya terjadi dengan cepat dan bisa parah. Chronic inflammation. Kondisi ini berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan seumur hidup. Dampak jangka panjang dari berbagai kondisi serius yang menyebabkan perubahan besar pada jaringan, organ, maupun sel tubuh. Mekanisme peradangan pada tubuh manusia Ada terdapat banyak sel sistem kekebalan tubuh yang terlibat selama proses inflamasi. Sel-sel tersebut melepaskan zat kimia, seperti histamin, bradikinin, dan prostaglandin. Ketiga zat tersebut berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah sehingga memungkinkan lebih banyak darah dan sel sistem kekebalan tubuh untuk mencapai jaringan yang terluka. Mekanisme ini juga bisa menimbulkan sakit dan pembengkakan pada jaringan yang terluka. Hal ini akan secara perlahan menghilang selama proses penyembuhan. Dalam kondisi tertentu, terkadang tubuh keliru menganggap sel atau jaringan tubuh yang sehat sebagai ancaman, seperti halnya paparan virus, bakteri, atau racun. Sebagai akibatnya, zat kimia yang dilepaskan bisa mengiritasi bagian tubuh tersebut. Reaksi ini dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan penyakit autoimun. Seberapa umumkah kondisi ini ?Peradangan adalah penyebab dari beragam masalah kesehatan, seperti diabetes melitus dan penyakit jantung. Hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian RI tahun 2018 menyebutkan bahwa kedua penyakit ini menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tanda dan gejala peradangan Gejala peradangan yang dirasakan pada setiap orang dapat berbeda-beda, tergantung kondisi yang menyebabkannya. Inflamasi yang disebabkan oleh cedera bisa bertahan beberapa hari dan bulan. Gejala yang biasanya tampak pada area radang meliputi kemerahan, nyeri dan lebih sensitif, pembengkakan, rasa hangat bila disentuh, kaku dan memar, hingga hilangnya kemampuan untuk bergerak mobilitas. Sementara itu, inflamasi yang terjadi akibat infeksi virus dan bakteri kerap kali menyebabkan tubuh kelelahan. Pasalnya, tubuh Anda menghabiskan energi untuk menyembuhkan diri. Gejala ini bisa bertahan beberapa minggu atau lebih bila bertambah parah. Tanda dan gejala yang bisa menyertai inflamasi akibat penyakit infeksi meliputi demam, mual, mengantuk, pilek, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, dan perubahan suasana hati. Meski bersifat ringan, peradangan akibat penyakit infeksi terkadang dapat berujung dengan komplikasi parah, seperti septikemia atau keracunan darah. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda berkonsultasi dengan dokter bila mengalami gejala seperti di atas. Penyebab peradangan Berikut beberapa kondisi yang bisa menyebabkan inflamasi di dalam tubuh Anda. 1. Infeksi Peradangan terjadi saat tubuh gagal dalam menghilangkan agen yang menyebabkan infeksi patogen, seperti bakteri Mycobacterium tuberculosis, protozoa, jamur, atau parasit. Agen tersebut bisa melawan sistem kekebalan pada tubuh inang dan tetap berada di dalamnya. Jika inflamasi berlangsung dalam waktu lama, kondisi inilah yang disebut inflamasi kronis. 2. Paparan iritan zat pemicu iritasi Peradangan kronis mungkin juga disebabkan oleh paparan tingkat rendah dari iritan atau bahan asing tertentu yang tidak dapat dihilangkan oleh tubuh. Salah satu contohnya ialah paparan bahan kimia industri, misalnya debu silika, yang seseorang hirup dalam jangka waktu lama. 3. Gangguan autoimun Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menganggap jaringan normal tubuh sebagai ancaman. Serangan pada jaringan sehat inilah yang menimbulkan peradangan. Beberapa jenis penyakit autoimun yang paling umum terjadi antara lain rheumatoid arthritis RA, lupus eritematosus sistemik SLE, dan psoriasis. Peradangan berulang juga bisa dialami oleh pengidap penyakit auto-inflamasi. Kondisi ini lebih disebabkan oleh perubahan pada gen tertentu. Selain itu, orang yang tidak pulih sepenuhnya dari peradangan akut kemungkinan juga dapat mengalami peradangan kronis yang butuh penanganan serius. Faktor risiko peradangan Siapa pun bisa mengalami inflamasi. Namun, orang-orang dengan kondisi berikut memiliki risiko yang lebih tinggi. Jarang bergerak. Senyawa anti-inflamasi akan mengalir saat otot-otot bergerak. Orang yang jarang bergerak lebih berisiko mengalami peradangan, terutama ketika berusia lanjut. Obesitas. Berat badan berlebih dan obesitas memungkinkan adanya lemak ekstra pada bagian perut. Lemak bisa mempercepat pelepasan senyawa inflamasi yang merusak jaringan. Pola makan tertentu. Diet tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan gula rafinasi membuat risiko inflamasi meningkat, terutama pada orang yang kelebihan berat badan. Punya kebiasaan merokok. Kebiasaan buruk ini bisa menurunkan produksi zat anti-inflamasi sehingga kerusakan tubuh lebih mudah terjadi. Pertambahan usia. Bertambahnya usia bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada tubuh. Stres dan kurang tidur. Kerusakan pada sel tubuh berkaitan erat dengan dampak stres dan insomnia yang terjadi secara terus-menerus. Hormon seks yang rendah. Kadar hormon estrogen dan testosteron di bawah normal bisa memicu inflamasi. Diagnosis peradangan Untuk menegakkan diagnosis peradangan pada tubuh, umumnya dokter akan meminta Anda untuk menjalani beberapa tes kesehatan di bawah ini. Tes darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat kadar protein CRP yang diproduksi hati ketika terjadi inflamasi serta tingkat pengendapan sel darah merah. Tes pencitraan. Pemeriksaan radiologi, seperti MRI, CT scan, atau USG dapat menunjukkan area yang meradang dan memperlihatkan masalah kesehatan yang terjadi. Pengobatan peradangan Beragam penyakit bisa menimbulkan inflamasi. Maka dari itu, pengobatan akan disesuaikan dengan gangguan kesehatan yang dialami oleh pasien. Contohnya, pemberian obat antidiabetes ditujukan kepada pasien diabetes dan obat jantung untuk penyakit kardiovaskular. Dokter juga bisa meresepkan antibiotik untuk pasien yang terserang infeksi bakteri. Selain itu, ada pula beberapa pilihan obat yang umum digunakan untuk mengatasi peradangan di dalam tubuh. 1. NSAID Obat antiradang nonsteroid nonsteroidal anti-inflammatory drug/NSAID membantu meredakan inflamasi serta gejala yang menyertainya, seperti nyeri dan demam. Dokter umumnya meresepkan obat NSAID seperti asam asetilsalisilat aspirin dan ibuprofen. 2. Kortikosteroid Untuk meredakan peradangan, dokter juga bisa memberikan obat kortikosteroid dalam bentuk oral minum, topikal oles, maupun suntikan. Jenis obat ini berfungsi mengurangi inflamasi dan reaksi kekebalan tubuh yang berlebih. Obat ini juga menjaga agar kerusakan jaringan tidak bertambah parah. Selain dari obat dokter, Anda juga dapat meringankan kondisi ini dengan perawatan alami di rumah, misalnya dengan menggunakan kompres dingin atau hangat. Beberapa pasien mungkin dianjurkan untuk menjalani diet anti-inflamasi agar gejala yang mereka alami tidak bertambah parah. Perubahan gaya hidup menyeluruh juga sebaiknya dilakukan pada pengidap inflamasi kronis. Pencegahan peradangan Anda bisa mengurangi risiko terkena peradangan kronis dengan melakukan perbaikan gaya hidup melalui langkah-langkah berikut. Rutin olahraga setidaknya tiga sampai lima kali per minggu. Menjaga pola makan agar berat badan tetap terkendali. Berhenti merokok dan menghindari asap rokok di sekitar Anda. Tidur yang cukup dan belajar untuk mengelola stres. Apabila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai kondisi ini, konsultasikanlah dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik atas masalah Anda. Kesimpulan Peradangan atau inflamasi adalah respons alami dari sistem kekebalan tubuh terhadap cedera atau penyakit. Kondisi ini terbagi dalam dua jenis, yakni peradangan akut dan peradangan kronis. Peradangan tidak selalu butuh pengobatan, sebab ini merupakan bagian alami dari proses penyembuhan yang akan hilang dalam beberapa hari. Namun, dokter juga akan meresepkan pengobatan tertentu untuk mengatasi masalah kesehatan yang mendasari timbulnya peradangan.
Kebanyakandari penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana terhadap hukum-hukum dari sebab dan akibat. Terjadinya penyakit terutama adalah akibat dari pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum aktivitas dan istirahat, hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan jiwa.
Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini karena penularan penyakit ini juga sangat mudah terjadi. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan perlu dilakukan agar penyebaran penyakitnya dapat dihentikan. Penyakit infeksi bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit. Masing-masing penyakit infeksi memiliki gejalanya tersendiri dan pengobatan yang berbeda-beda, tergantung penyebabnya. Setiap penyakit infeksi juga memiliki masa inkubasinya masing-masing. Masa inkubasi adalah jeda waktu dari saat mikroorganisme masuk ke dalam tubuh seseorang hingga orang tersebut menunjukkan gejala penyakit infeksi. Ada yang memiliki masa inkubasi selama beberapa hari, bulan, hingga tahun. Beberapa Penyakit Infeksi Berdasarkan Penyebabnya Berikut ini adalah beberapa macam penyakit menular akibat infeksi yang banyak ditemukan di Indonesia berdasarkan penyebabnya Infeksi virus Virus merupakan penyebab infeksi yang paling sering terjadi. Beberapa penyakit akibat infeksi virus yang masih banyak ditemukan di Indonesia adalah ISPA, influenza, cacar, COVID-19, campak, hepatitis, demam berdarah, HIV/AIDS, dan gastroenteritis. Sedangkan, penyakit infeksi virus yang terbilang lebih jarang ditemukan termasuk flu burung, flu singapura, chikungunya, dan SARS. Infeksi bakteri Infeksi bakteri juga termasuk penyakit infeksi yang masih banyak ditemukan di Indonesia. Beberapa contoh penyakit infeksi bakteri adalah Demam tifoid Tuberkulosis TB Pneumonia Meningitis Infeksi saluran kemih Difteri Batuk rejan pertusis Sepsis Infeksi jamur Jamur mudah tumbuh subur di daerah beriklim tropis dan hangat dengan kelembapan yang tinggi. Beberapa contoh penyakit jamur yang sering terjadi adalah athlete’s foot, infeksi jamur kulit, kuku, dan infeksi jamur pada vagina. Sebagian jenis jamur juga dapat menyebabkan meningitis dan pneumonia. Infeksi parasit Infeksi parasit bisa disebabkan oleh berbagai jenis makhluk hidup, seperti cacing dan amuba. Contoh penyakit parasit ini adalah cacingan, malaria, giardiasis, amebiasis, dan toksoplasmosis. Mekanisme Penyebaran Penyakit Infeksi Penyakit infeksi dapat menular dari satu orang ke orang lain secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini penjelasannya Penularan secara langsung Ada 3 cara penyebaran penyakit menular secara langsung, yaitu 1. Dari penderita penyakit infeksi ke orang lain Berbagai jenis mikoorganisme penyebab infeksi dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, misalnya melalui sentuhan, percikan air liur saat bersin atau batuk, dan berciuman. Penularan juga bisa terjadi melalui darah, misalnya dari transfusi darah atau jarum suntik yang dipakai bergantian dengan orang lain. Selain itu, penularan melalui cairan tubuh juga bisa terjadi, misalnya melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit infeksi. Penularan infeksi melalui kontak seksual ini sering menjadi penyebab infeksi menular seksual. 2. Dari ibu ke bayi Seorang ibu yang menderita penyakit infeksi saat hamil berisiko tinggi untuk menularkan penyakit yang dideritanya ke janin di dalam kandungan. Di samping itu, penularan penyakit infeksi dari ibu ke bayi juga bisa terjadi melalui proses persalinan atau saat menyusui ASI. 3. Hewan ke manusia Penularan infeksi dari hewan ke manusia bisa terjadi saat seseorang tercakar atau tergigit hewan, mengonsumsi daging hewan yang dimasak kurang matang, serta bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan yang telah terinfeksi. Hewan pembawa penyakit infeksi ini bisa hewan liar maupun hewan peliharaan yang kurang terawat kesehatannya. Contoh penyakit infeksi yang menular melalui hewan adalah toksoplasmosis, pes, leptospirosis, dan rabies. Penularan secara tidak langsung Terdapat 3 cara penyebaran penyakit infeksi secara tidak langsung, yaitu 1. Benda yang terkontaminasi Beberapa jenis kuman dapat hidup pada benda tertentu, seperti keran air, gagang pintu, dan bahkan handphone. Penularan bisa terjadi ketika Anda menyentuh benda yang telah terkontaminasi kuman atau benda milik penderita penyakit infeksi. Mikroorganisme penyebab infeksi juga bisa menyebar melalui penggunaan barang pribadi, misalnya handuk, sikat gigi, dan pisau cukur secara bergantian dengan orang lain. 2. Makanan dan minuman yang terkontaminasi Berbagai jenis kuman, virus, dan parasit banyak ditemukan dalam makanan atau minuman, terutama daging dan telur yang tidak dimasak hingga matang atau makanan dan minuman yang tidak dipasteurisasi. Contoh penyakit infeksi yang dapat terjadi melalui cara penularan ini adalah diare, keracunan makanan, anthrax, flu babi, dan flu burung. 3. Gigitan serangga Banyak penyakit infeksi yang menular melalui gigitan serangga, misalnya nyamuk. Contoh penyakit infeksi akibat gigitan serangga ini adalah demam berdarah, malaria, filariasis kaki gajah, chikungunya, dan infeksi virus Zika. Tips Mencegah Penyakit Infeksi Untuk mengurangi risiko dan mencegah terjadinya penyakit infeksi, penting untuk melakukan langkah pencegahan penyakit infeksi sebagai berikut Biasakan diri untuk mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun, terutama setelah buang air kecil dan besar, membuang sampah, sebelum masak, dan sebelum makan. Ini juga termasuk salah satu langkah PHBS. Masak makanan atau minuman hingga matang sebelum dikonsumsi. Gunakan masker ketika sedang berada di luar rumah atau ketika sedang sakit. Jangan berbagi peralatan kebersihan pribadi, seperti sikat gigi, pisau cukur, handuk, dan alat makan, dengan orang lain. Lengkapi imunisasi sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter atau ketika hendak bepergian ke daerah yang tinggi risiko penyakit endemik. Lakukan hubungan seks aman, yaitu dengan menggunakan kondom ketika berhubungan intim dan tidak berganti pasangan seksual. Jaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan berbekal pemahaman tentang penyebab penyakit infeksi, cara penyebaran, dan pencegahannya, diharapkan Anda tidak tertular penyakit infeksi dan tidak menularkan penyakit infeksi ke orang lain. Jika terdapat gejala-gejala infeksi, seperti demam, batuk, pilek, sesak napas, atau diare, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat diberikan pengobatan yang tepat.
CoolTimbulnya Masalah Kesehatan Seseorang Disebabkan Oleh Ideas. Segitiga epidemiologi merupakan interaksi antara host (penjamu), agent (penyebab) dan environment (lingkungan) segitiga epidemiologi. Beberapa masalah kesehatan lain yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi adalah sebagai berikut : Kondisi ini bisa terjadi bila seseorang Jakarta - Setiap orang memang tidak tahu kapan dirinya akan terkena suatu penyakit. Tapi ternyata penyebab seseorang sakit itu dipengaruhi oleh 4 hal, yang beberapa diantaranya bisa dicegah."Penyebab orang menjadi sakit itu ada 4 hal yaitu lingkungan, perilaku, kelainan bawaan dan akses ke tempat kesehatan," ujar Dr Prijo Sidipraptomo, SpRadK selaku Ketua PB IDI Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia dalam acara Kolaborasi Lifebouy-IDI Dokter Kecil Menjadi Agen Perubahan Cilik untuk Kebiasaan Hidup Sehat di SDN Karet 01 Jakarta, Rabu 20/7/2011.Dr Prijo menjelaskan sumbangan dari keempat hal tersbeut terhadap suatu penyakit berbeda-beda, yaitu Lingkungan yang tidak sehat menyumbang sebesar 30 persenPerilaku yang tidak sehat menyumbang sebesar 40 persenKelainan bawaan menyumbang sebesar 20 persenAkses ke tempat kesehatan menyumbang sebesar 10 persenBerdasarkan hal tersebut diketahui bahwa faktor pertama dan kedua turut menyumbang terhadap suatu penyakit lebih banyak yaitu sekitar 70 persen, dibandingkan dengan faktor lainnya."Faktor 1 dan 2 bisa diintervensi supaya menjadi lingkungan dan perilaku yang sehat. Andaikata kita melakukan itu maka kita bisa menajdi lebih baik atau sehat," ujar Dr Prijo menuturkan dengan memiliki pola hidup yang sehat maka seseorang akan menjadi lebih jarang sakit dan tidak perlu ke dokter sehingga produktivitas kerjanya lebih baik."Masyarakat harus mulai mengubah kebiasaannya menjadi lebih baik dan mengubah paradigma kesehatannya dengan melakukan pencegahan bukan pengobatan," ujar dokter berusia 53 tahun ini. ver/ir Penyakitfatty liver atau perlemakan hati merupakan masalah kesehatan yang terjadi akibat penumpukkan lemak berlebih di hati sehingga memicu terjadinya perlemakan hati.Umumnya, kondisi penyakit fatty liver ini akan menimbulkan gejala seperti gangguan lambung yakni timbulnya rasa nyeri di ulu hati yang disertai perasaan mual dan muntah. Meskiberbeda, namun keduanya dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan lainnya. Umumnya malnutrisi disebabkan oleh pola makan yang buruk, adanya ketidakseimbangan nutrisi, atau pengaruh dari masalah medis yang diderita oleh Anda. yRGNGZ.
  • stsq8ju2vp.pages.dev/44
  • stsq8ju2vp.pages.dev/153
  • stsq8ju2vp.pages.dev/265
  • stsq8ju2vp.pages.dev/91
  • stsq8ju2vp.pages.dev/15
  • stsq8ju2vp.pages.dev/43
  • stsq8ju2vp.pages.dev/399
  • stsq8ju2vp.pages.dev/378
  • stsq8ju2vp.pages.dev/322
  • timbulnya masalah kesehatan seseorang disebabkan oleh